Minggu, 02 Juni 2013

Budidaya Belut

1. SEJARAH SINGKAT
Belut atau Synbranchus adalah jenis ikan konsumsi air tawar, berbentuk tubuh bulat memanjang yang hanya memiliki sirip punggung dan tubuhnya licin. Belut suka memakan anak-anak ikan yang masih kecil. Belut biasanya hidup di sawah-sawah, di rawa-rawa/lumpur dan di kali-kali kecil, di era tahun 80-90 kalau petani membajak sawah pake wuluku yang ditarik kerbau (tidak seperti sekarang pake tracktor) belut banyak ditemukan dan anak-anak suka membututi pembajak untuk menangkap belut. Setelah peran membajak diambil alih oleh mesin tracktor disertai penggunaan pupuk kimia dominan dalam budidaya padi dan pencemaran air yang merebak, keberadaan belut di alam bebas khususnya di sawah nyaris punah. Padahal di Indonesia sejak tahun 1980, belut mulai dikenal dan digemari. Untuk mendapatkan belut yang bergizi itu, dewasa ini belut banyak dibudidayakan dan bahkan mengingat besarnya animo konsumen, belut menjadi salah satu komoditas ekspor yang menjajikan. Di dalam negeri saja, permintaan belut sangat menjanjikan alias cukup tinggi.

2. SENTRA PERIKANAN
Belut yang sudah mulai sulit ditemukan di sawah sebenarnya popularitasnya sudah mendunia. Tercatat, sentra perikanan belut Internasional terpusat di Taiwan, Jepang, Hongkong, Perancis dan Malaysia. Sedangkan sentra perikanan belut di Indonesia berada di daerah Yogyakarta dan di daerah Jawa Barat. Di daerah lainnya baru merupakan tempat penampungan belut-belut tangkapan dari alam atau sebagai pos penampungan.
3. JENIS
Klasifikasi belut adalah sebagai berikut:
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleostei
Ordo : Synbranchoidae
Famili : Synbranchidae
Genus : Synbranchus
Species : Synbranchus bengalensis Mc clell (belut rawa); Monopterus albus Zuieuw (belut sawah); Macrotema caligans Cant (belut kali/laut)


Jadi jenis belut ada 3 (tiga) macam yaitu belut rawa, belut sawah dan belut kali/laut. Namun demikian jenis belut yang sering dijumpai adalah jenis belut sawah. Dan sekarang belut banyak di dapat dari hasil budidaya.
4. MANFAAT
Manfaat dari budidaya belut adalah:
Sebagai penyediaan sumber protein hewani.
Sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Sebagai obat penambah darah.
Lebih lengkapnya, manfaat daging Belut memiliki nilai energi yang cukup tinggi yakni 303 kilo kalori per 100 gram daging. Nilai energinya sendiri jauh lebih tinggi dibandingkan telur dan daging sapi. Berikut merupakan zat-zat yang terkandung di dalam belut yang sangat bermanfaat untuk tubuh manusia.
Protein
Daging belut memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dari telur dan setara dengan kandungan protein daging sapi yakni 18,4g/100 gram. Jadi kita nggak harus beli daging impor yang sekarang lagi bermasalah. Nilai cerna protein pada belut yang juga sangat tinggi sehingga sangat cocok untuk dijadikan sumber protein bagi semua kelompok usia, termasuk anak-anak.
Leusin
Belut juga mengandung leusin yang bermanfaat untuk melakukan perombakan dan pembentukan protein otot.
Arginin
Belut mengandung arginin atau asam amino non esensial yang dapat memengaruhi hormon pertumbuhan manusia yang sering disebut dengan human growth hormone (HGH). HGH dapat membantu kesehatan otot dan mengurangi terjadinya penumpukan lemak tubuh. Hasil uji laboratorium juga menunjukkan bahwa arginin berfungsi menghambat pertumbuhan sel-sel kanker payudara.
Zat Besi
Belut sangat kaya akan zat besi dimana terkandung 20 mg/100 gram. Kandungannya tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan zat besi pada telur dan daging. Makanya, dengan mengonsumsi 125 gram daging belut per hari sudah dapat memenuhi kebutuhan akan zat besi yakni 25 mg per harinya. Zat besi ini sangat diperlukan oleh tubuh untuk mencegah anemia.
Fosfor
Belut juga sangat kaya akan fosfor dan nilainya bisa dua kali lipat dibandingkan kandungan fosfor pada telur. Tanpa kehadiran fosfor, kalsium tidak dapat membentuk massa tulang. Karena itu, konsumsi fosfor harus berimbang dengan kalsium agar tulang menjadi kokoh dan kuat sehingga terbebas dari osteoporosis. Di dalam tubuh, fosfor yang berbentuk kristal kalsium fosfat umumnya (sekitar 80 persen) berada dalam tulang dan gigi.
Kaya Vitamin
Belut juga sangat kaya terhadap berbagai macam vitamin seperti vitamin A dan vitamin B. Kandungan vitamin A-nya termasuk tinggi yakni 1.600 SI per 100 gram sehingga sangat baik untuk pemeliharaan sel epitel. Sedangkan vitamin B yang juga banyak terkandung dalam belut sangat bermanfaat untuk kofaktor dari suatu enzim sehingga enzim tersebut dapat berfungsi normal di dalam proses metabolisme tubuh.
Lemak
Di antara kelompok ikan, belut digolongkan ikan berkadar lemak tinggi. Perlu diketahui, kandungan lemak om belut hampir setara dengan lemak pada daging babi (28 g/100 gram), meski demikian belut halal dikonsumsi. Menurut publikasi yang dikeluarkan oleh Singapore General Hospital, belut termasuk makanan berkolesterol tinggi dan wajib untuk diwaspadai apabila dikonsumsi dalam jumlah berlebihan.
Dengan banyak manfaat dan kandungan gizi dalam belut, tidak salah kalau mulai sekarang Anda memasukkan belut dalam daftar menu Anda. Namun, ingat! Apapun itu, termasuk daging belut, sebaiknya tidak dikonsumsi secara berlebihan mengingat bahwa daging belut mengandung kolesterol yang cukup tinggi.

5. PERSYARATAN LOKASI
Secara klimatologis ikan belut tidak membutuhkan kondisi iklim dan geografis yang spesifik. Ketinggian tempat budidaya ikan belut dapat berada di dataran rendah sampai dataran tinggi. Begitu pula dengan kelembaban dan curah hujan tidak ada batasan yang spesifik.
Kualitas air untuk pemeliharaan belut harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kondisi tanah dasar kolam tidak beracun.
Suhu udara/temperatur optimal untukpertumbuhan belut yaitu berkisar antara 25-31 derajat C.
Pada prinsipnya kondisi perairan adalah air yang harus bersih dan kaya akan osigen terutama untuk bibit/benih yang masih kecil yaitu ukuran 1-2 cm. Sedangkan untuk perkembangan selanjutnya belut dewasa tidak memilih kualitas air dan dapat hidup di air yang keruh.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Penyiapan Sarana dan Peralatan
Perlu diketahui bahwa jenis kolam budidaya ikan belut harus dibedakan antara lain: kolam induk/kolam pemijahan, kolam pendederan (untuk benih belut berukuran 1-2 cm), kolam belut remaja (untuk belut ukuran 3-5 cm) dan kolam pemeliharaan belut konsumsi (terbagi menjadi 2 tahapan yang masing-masing dibutuhkan waktu 2 bulan) yaitu untuk pemeliharaan belut ukuran 5-8 cm sampai menjadi ukuran 15-20 cm dan untuk pemeliharan belut dengan ukuran 15-20 cm sampai menjadi ukuran 30-40 cm.
Bangunan jenis-jenis kolam belut secara umum relatif sama hanya dibedakan oleh ukuran, kapasitas dan daya tampung belut itu sendiri.
Ukuran kolam induk kapasitasnya 6 ekor/m 2 . Untuk kolam pendederan (ukuran belut 1-2 cm) daya tampungnya 500 ekor/m 2 . Untuk kolam belut remaja (ukuran 2-5 cm) daya tampungnya 250 ekor/m 2 . Dan untuk kolam belut konsumsi tahap pertama (ukuran 5-8 cm) daya tampungnya 100 ekor/m 2 . Serta kolam belut konsumsi tahap kedua (ukuran 15-20cm) daya tampungnya 50 ekor/m 2 , hingga panjang belut pemanenan kelak berukuran 3-50 cm.
Pembuatan kolam belut dengan bahan bak dinding tembok/disemen dan dasar bak tidak perlu diplester.
Peralatan lainnya berupa media dasar kolam, sumber air yang selalu ada, alat penangkapan yang diperlukan, ember plastik dan peralatan-peralatan lainnya.
Adapun media dasar kolam terdiri dari bahan-bahan organik seperti pupuk kandang, sekam padi dan jerami padi. Caranya kolam yang masih kosong untuk lapisan pertama diberi sekam padi setebal 10 cm, di atasnya ditimbun dengan pupuk kandang setebal 10 cm, lalu diatasnya lagi ditimbun dengan ikatan-ikatan merang atau jerami kering. Setelah tumpukan-tumpukan bahan organik selesai dibuat (tebal seluruhnya sekitar 30 cm), berulah air dialirkan kedalam kolam secara       perlahan-lahan sampai setinggi 50 cm (bahan organik + air). Dengan demikian media dasar kolam sudah selesai, tinggal media tersebut dibiarkan beberapa saat agar sampai menjadi lumpur sawah. Setelah itu belut-belut diluncurkan ke dalam kolam.
Penyiapan Bibit
Menyiapkan Bibit
Anak belut yang sudah siap dipelihara secara intensif adalah yang berukuran 5-8 cm. Di pelihara selama 4 bulan dalam 2 tahapan dengan masing-masing tahapannya selama 2 bulan.
Bibit bisa diperoleh dari bak/kolam pembibitan atau bisa juga bibit diperoleh dari sarang-sarang bibit yang ada di alam.
Pemilihan bibit bisa diperoleh dari kolam peternakan atau pemijahan. Biasanya belut yang dipijahkan adalah belut betina berukuran ± 30 cm dan belut jantan berukuran ± 40 cm.
Pemijahan belut dilakukan di kolam pemijahan dengan kapasitas satu ekor pejantan dengan dua ekor betina untuk kolam seluas 1 m 2 . Sedangkan waktu pemijahan kira-kira berlangsung 10 hari baru telur-telur ikan belut menetas. Dan setelah menetas umur 5-8 hari dengan ukuran anak belut berkisar 1,5–2,5 cm. Dalam ukuran ini belut segera diambil untuk ditempatkan di kolam pendederan calon benih/calon bibit. Anak belut dengan ukuran sedemikian tersebut diatas segera ditempatkan di kolam pendederan calon bibit selama ± 1 (satu) bulan sampai anak belut tersebut berukuran 5-8 cm. Dengan ukuran ini anak belut sudah bisa diperlihara dalam kolam belut untuk konsumsi selama dua bulan atau empat bulan.
Perlakuan dan Perawatan Bibit
Dari hasil pemijahan anak belut ditampung di kolam pendederan calon benih selama 1 bulan. Dalam hal ini benih diperlakukan dengan secermat mungkin agar tidak banyak yang hilang. Dengan perairan yang bersih dan lebih baik lagi apabila di air yang mengalir.
Pemeliharaan Pembesaran
Pemupukan
Jerami yang sudah lapuk diperlukan untuk membentuk pelumpuran yang subur dan pupuk kandang juga diperlukan sebagai salah satu bahan organik utama yang sesuai dengan kondisi asal ekosistem belut (sawah).
Pemberian Pakan
Bila diperlukan bisa diberi makanan tambahan berupa cacing, kecoa, ulat besar(belatung) atau bagi yang dekat dengan perusahaan catering dengan limbah catering (makanan sisas) yang diberikan setiap 10 hari sekali.
Pemberian Vaksinasi
Pemeliharaan Kolam dan Tambak
Yang perlu diperhatikan pada pemeliharaan belut adalah menjaga kolam agar tidak ada gangguan dari luar dan dalam kolam tidak beracun.
7. HAMA DAN PENYAKIT
Hama
Hama pada belut adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan belut.
Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang belut antara lain: berang-berang, ular, katak, burung, serangga, musang air dan ikan gabus.
Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering menyerang hanya katak dan kucing. Pemeliharaan belut secara intensif tidak banyak diserang hama.
Penyakit
Penyakit yang umum menyerang adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.
8. PANEN
Pemanenan belut berupa 2 jenis yaitu :
Berupa benih/bibit yang dijual untuk diternak/dibudidayakan.
Berupa hasil akhir pemeliharaan belut yang siap dijual untuk konsumsi (besarnya/panjangnya sesuai dengan permintaan pasar/konsumen). Cara Penangkapan belut sama seperti menangkap ikan lainnya dengan peralatan antara lain: bubu/posong, jaring/jala bermata lembut, dengan pancing atau kail dan pengeringan air kolam sehingga belut tinggal diambil saja.
9. PASCAPANEN
Pada pemeliharaan belut secara komersial dan dalam jumlah yang besar, penanganan pasca panen perlu mendapat perhatian yang serius. Hal ini agar belut dapat diterima oleh konsumen dalam kualitas yang baik, sehingga mempunyai jaringan pemasaran yang luas.

10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya belut selama 3 bulan di daerah Jawa Barat pada tahun 2010      adalah sebagai berikut:
Biaya Produksi
Pembuatan kolam tanah 2 x 3 x 1, 4 HOK @ Rp.14.000,- Rp. 560.000,-
Bibit 3.000 ekor x @ Rp. 1.500,- Rp. 4.500.000,-
Makanan tambahan (daging kelinci 3 ekor) @ Rp.30.000,-Rp. 900.000,-
Lain-lain Rp. 600.000,-
Jumlah Biaya Produksi Rp. 6.560.000,-
Pendapatan: 3000 ekor = 300 kg x @ Rp. 5000,- Rp. 15.000.000,-
Keuntungan Rp. 8.440.000,-
Parameter Kelayakan Usaha 2,28
10.2. Gambaran Peluang Agribisnis
Budidaya ikan belut, baik dalam bentuk pembenihan maupun pembesaran mempunyai prospek yang cukup baik. Permintaan konsumen akan keberadaan ikan belut semakin meningkat. Dengan teknik pemeliharaan yang baik, maka akan diperoleh hasil budidaya yang memuaskan dan diminati konsumen. Belut juga sudah masuk restoran di hotel-hotel kelas atas lo. Seperti menu masakan belut di salah satu hotel ternama di jakarta yang menyajikan menu belut goreng campur dengan saus bawang putih dan lada hitam, Belut masak dalam mangkuk bakar dengan bumbu rempah Tailand, Tumis Belut dengan saus bumbu pedas tiga rasa, Belut masak kari campur dengan kentang dan bawang bombay, Pepes Belut dengan rempah Tailand dan banyak lagi. Belut juga dapat diolah sendiri menjadi abon belut, keripik belut, goreng belut tepung, gulai belut, balao belut, belut cabe hijau. Dengan olahan masakan belut kreatif maka belut yang dibudidayakan akan memiliki nilai ekonomi tambahan buat usaha kuliner anda.

Ayo budidayakan belut, jadi juragan belut termasuk salah satu solusi usaha yang menjajnjikan. Selamat mencoba bro.


Sumber: Program Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan Bapenas dan berbagai sumber lainnya.

Tidak ada komentar: